Madrasatul Muallimien al-Islamiyah (MMI) Pondok Pesantren Daar el-Qolam tidak berdiri langsung dengan kemegahan dan fasilitas yang kita saksikan pada hari ini. Daar el-Qolam tumbuh dan berkembang selaras dengan perjuangan yang tidak kenal lelah, perjuangan yang didasarkan atas niat ibadah untuk mencerdaskan kehidupan manusia, manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Pondok Pesantren Daar el-Qolam didirikan pada tanggal 20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief atas perintah ayahnya H. Qasad Mansyur. Kyai Rifa’i adalah alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur tahun 1966. Selepas pengabdiannya sebagai tenaga pengajar di pondok tersebut selama dua tahun, beliau kembali ke kampung halamannya untuk membantu ayahnya mengelola Madrasah Ibtidaiyah Masyariqul Anwar.
H. Qasad Mansyur menghendaki adanya lembaga pendidikan tingkat menengah agar para alumnus madrasah ibtidaiyah tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu, beliau memerintahkan putra sulungnya mendirikan sebuah pesantren seperti almamaternya. Atas perintah tersebut, Kyai Rifa’i mendirikan pesantren yang diberi nama Daar el-Qolam, yang secara terminologi berarti kampung pengetahuan.
Sejarah awal Daar el-Qolam adalah kisah tentang perjuangan, dedikasi dan kerja keras. Oleh Kyai Rifa’i, sebuah dapur tua dan tanah hadiah dari Hj. Pengki, dijadikan tempat belajar pertama. Hadiah tersebut diberikan seiring selesainya pembangunan masjid yang dikerjakan oleh ayahnya, H. Qosod Mansyur. Berbekal tanah tersebut Kyai Rifa’i mulai merintis cita-cita tentang sebuah lembaga pendidikan Islam modern untuk turut serta memajukan anak bangsa. 22 murid yang datang dari kalangan keluarga, karib kerabat serta masyarakat sekitar Gintung yang menjadi generasi awal santri di lembaga pendidikan ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Kyai Rifa’i memainkan semua peran pendidikan dan pengajaran. Ia sebagai pemimpin, guru, mentor dan sahabat para santrinya. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah santri yang mengenyam pendidikan di Daar el-Qolam terus bertambah dari tahun ke tahun. Buah dari dedikasi yang panjang, sikap istiqamah dan keikhlasan atas kepercayaan yang diberikan untuk mengasah generasi muda Muslim dengan kualitas pendidikan dan pengajaran yang baik. Selama lebih kurang 30 tahun pengabdiannya Kyai Rifai telah menghasilkan 4 institusi Pendidikan yaitu Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, Sekolah Tinggi Agama Islam dan Ekonomi La Tansa Mashira dan Pesantren Wisata La Lahwa yang kala itu belum rampung pembangunannya. Sepeninggalan Kyai Rifa’i pada 1997, estafeta kepemimpinan Daar el-Qolam dipercayakan kepada adik kandungnya K.H. Ahmad Syahiduddin bersama putra pertama Kyai Rifa’i, K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA dan adik perempuan beliau, Dra. Hj. Enah Huwaenah.
Dalam rangka pelaksanaan amanat sekaligus optimalisasi dan kaderisasi pada tahun 2003 Pondok Pesantren La Tansa, Sekolah Tinggi La Tansa Mashira dan Pesantren Wisata La Lahwa di serahkan pengelolaanya kepada putra/putri kyai Rifa’i yang dipimpin oleh Kyai Adrian Mafatihullah Karim.
Atas segala jerih payahnya para pemimpin selanjutnya, kapasitas institusional baik dari mutu, sarana dan prasarana pendidikan meningkat secara pesat. Daar el-Qolam menjelma menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam modern dengan format pesantren besar dengan karakteristik pesantren yang berdiri di atas dan untuk Semua Golongan.
Dewasa ini Pondok Pesantren Daar el-Qolam telah berkembang pesat menaungi 4 institusi pendidikan yakni Daar el-Qolam 1, 2, 3 dan 4. Sebagai upaya kaderisasi kepemimpinan yang dimotori oleh Kyai Syahiduddin sebagai pengemban amanat pertama, maka Daar el-Qolam pada tahun 2009 diamanatkan kepemimpinannya kepada KH. Nahrul Ilmi Arief untuk memimpin Daar el-Qolam 1 & 4. Sedangkan Daar el-Qolam 2 kepada KH. Odi Rosihuddin dan Daar el-Qolam 3 kepada al-Ustadz Zahid Purna Wibawa.
Semua Daar el-Qolam saling berpacu mengusung visi dan misi pesantren yang tertuang dalam Panca Jiwa dan Motto Pondok untuk mendidik santri-santrinya agar memiliki jiwa ikhlas, sederhana, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan. Serta menanamkan 4 karakter utama yakni : berbudi luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. 5 jiwa dan 4 moto itu menjadi landasan dan falsafah pada setiap kegiatan santri yang dituangkan dalam bentuk disiplin hidup, disiplin beribadah, disiplin berbahasa Arab dan Inggris, kepemimpinan serta keseimbangan wawasan duniawi dan ukhrawi juga mengajarkan nilai-nilai Islam yang santun, moderat, toleran dan inklusif.
Sebagai upaya untuk merespon dinamika pendidikan yang terus berubah dan berkembang maka masing-masing Daar el-Qolam memiliki diferensiasi tersendiri yakni Daar el-Qolam 1 & 4 dengan program belajar 6 tahun (1) mengadopsi kurikulum kementerian agama pada tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. (2) memfokuskan diri pada kajian ilmu-ilmu keislaman (studi Islam) dan bahasa Arab berbasis wawasan dan pengetahuan keislaman di Timur Tengah dan pendidikan tinggi Islam di Indonesia.
Sedangkan Daar el-Qolam 2 memiliki diferensiasi (1) menumbuhkembangkan budaya ilmiah melalui penelitian (2) pembelajaran berbasis ICT (3) penguatan kompetensi pada ilmu alam (ulum kauniyah) dan ilmu sosial (ulum ijtimaiyah) yang menginduk kepada kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Adapun Daar el-Qolam 3 dengan masa belajar 3 dan 6 tahun memiliki diferensiasi (1) penguatan nilai-nilai substansif dan esensial dari ajaran Islam (2) penguatan kompetensi pada ilmu alam (ulum kauniyah) dan ilmu sosial (ulum ijtimaiyah) yang menginduk kepada kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (3) menjadi fasilitator program kelas internasional yang dapat diikuti oleh seluruh santri di Daar el-Qolam. Semua diferensiasi pada keempat Daar el-Qolam di atas, tetap berpijak pada prinsip al-Muhafadzah ala al-qodim al-shalih wa al-akhdz bi al-jadid al-aslah ( Menjaga nilai-nilai lama yang masih baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih bak)
Daar el-Qolam terus berupaya membangun sistem yang kuat, sistem yang responsif terhadap dinamika dan perkembangan isu-isu pendidikan. Seperti pesan pendiri pesantren ini ” Daar el-Qolam tidak boleh terkenal karena kyainya, Daar el-Qolam harus terkenal dengan sistem yang ada di dalamnya”.