• +622159576882 |+622159576730
  • [email protected]

    Artikel dan Berita Pondok Pesantren Daar el-Qolam

    Apa itu Obesitas?

    Obesitas adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan energi, di mana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (energy expenditure). Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun di beberapa tempat tertentu, di antaranya di dalam jaringan subkutan dan di dalam jaringan tirai usus (omentum). Pada wanita ada tempat-tempat penimbunan jaringan lemak khusus yang memberikan bentuk khas feminin, misalnya di daerah gluteal (pantat) dan di daerah bahu serta dada, memberikan contour membulat di daerah-daerah tersebut. Timbunan lemak di daerah khas tersebut sangat gigih dipertahankan oleh tubuh wanita, bila tubuh kekurangan energi, dan baru berkurang bila diferensiasi energi sudah agak lanjut.

    Jaringan lemak subkutan di daerah dinding perut bagian depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang menderita obesitas. Seseorang baru disebut menderita obesitas, bila berat badanya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh dipaksa harus dipaksa bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung. Karena itu mereka lebih cepat gerah (merasa panas) dan lebih cepat berkeringat untuk menghilangkan kelebihan panas badan tersebut.

    Penderita obesitas mempunyai beberapa penyakit yang meningkat prevalensinya, seperti penyakit-penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain. Morbiditas dan mortalitas penyakit-penyakit lainnya meningkat, sedangkan jangka hidup (life span) dilaporkan memendek. Berat badan yang dianggap dikehendaki pada orang dewasa diperkirakan dengan rumus Dubois:

    B(kg)=(T(cm)-100)+10%

    di mana:
    B adalah berat badan hasil perkiraan, dinyatakan dalam kilogram
    T adalah tinggi badan yang diukur, dengan satuan sentimeter

    Mengukur tinggi badan jauh lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan menimbang berat badan; alat yang digunakan untuk mengukur juga lebih sederhana. Rumus tersebut telah diteliti oleh salah seorang staf pengajar di Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan terdapat agak lebih tinggi dibandingkan dengan pengukuran secara langsung. Koreksi yang dikemukakan di bawah ini berkenaan dengan rumus di atas, memberikan yang lebih sesuai untuk “lean body weights“:

    B(kg) = {(Tcm-100)-10%}±10%

    di mana:
    B adalah berat badan hasil perkiraan, dinyatakan dalam kilogram
    T adalah tinggi badan yang diukur, dengan satuan sentimeter

    Sebagai contoh seorang dewasa diukur tinggi badannya, dan terdapat 1,65 meter (165 cm). Maka berat badannya yang dianggap normal, terletak di antara 52,7 kg dan 78,7 kg. Batas bawah ialah 12,3 kg lebih rendah dari nilai rata-rata (mean value) 65 kg; batas atas ialah 13,65 kg di atas rata-rata tersebut. Bila dinyatakan dalam persen, batas bawah 19% dan batas atas 21%. Jadi seseorang dewasa yang berat badanya melebihi 20% dibandingkan dengan berat badan normal (rata-rata), sudah termasuk mengalami obesitas.

    Dasar terapi dan prevensi penyakit obesitas adalah memperhatikan keseimbangan antara energi yang dikonsumsi dan energi yang digunakan (expenditure). Jadi konsumsi energi harus dikurangi dan kegiatan otot harus ditinggikan, agar kelebihan jaringan lemak sebagai bentuk timbunan energi menjadi berkurang. Pengurangan berat badan ini harus dilakukan secara berangsur-angsur, jangan terlalu drastis, karena akan memberikan gejala-gejala efek samping yang merugikan.

    Sebenarnya terapi obesitas tidaklah mudah seperti dikatakan, karena banyak faktor yang berpengaruh, selain keseimbangan antara energi yang dikonsumsi dengan yang diperlukan. Banyak penderita penyakit obesitas tidak berhasil menurunkan berat badannya, atau kalau berhasil, tidak secara permanen, tetapi dalam waktu relatif singkat berat badannya meningkat kembali, bahkan lebih tinggi dari sebelum upaya pengobatan. Upaya terapi obesitas, sebaiknya dilakukan di bawah petunjuk dan pengawasan seorang ahli.

    Ditulis kembali dari
    Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I hal 47-49
    Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc.

    Tags
    Penulis:

    Seorang guru di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 2

    Leave a comment

    %d bloggers like this: