• +622159576882 |+622159576730
  • [email protected]

    Artikel dan Berita Pondok Pesantren Daar el-Qolam

    Budaya Meneliti

    Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kepada kita sesuatu yang sangat berharga, dan pemberian itulah yang membedakan kita dengan makhluk lainnya yang diciptakan Allah SWT, yakni apa yang disebut dengan “akal”, dengan akal tersebut kita di suruh untuk berpikir. Mencari tahu apa-apa yang ada di atas permukaan bumi ini, menganalisis sesuatu, serta menemukan akar permasalahannya, selanjutnya ditemukan solusi dan alternatif pemecahannya, kemudian diberikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi sebagai suatu proses dari rasa keinginan tahuan terhadap suatu persoalan.

    Koentjaraningrat seorang Antropolog mengatakan bahwa suatu ciri khas manusia adalah bahwa ia selalu ingin tahu; dan setelah itu ia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, maka segera kepuasannya disusul lagi dengan kecendrungan untuk ingin lebih tahu lagi. Begitulah seterusnya, hingga tidak sesaatpun ia sampai pada kepuasan mutlak untuk menerima realitas yang dihadapinya sebagai titik terminasi yang mantap.

    Sifat keingintahuan tersebut kalau direnung-renung dengan akal sehat, merupakan kodrati manusia, keingintahuan” terhadap sesuatu merupakan sesuatu yang mutlak dilakukannya. Di dalam kehidupan sehari-hari manusia secara langsung sifat tersebut teraplikasi di dalam dirinya. Alam yang terben-tang luas ini merupakan “rahasia” yang perlu dipikirkan dan dikaji oleh kita dan banyak masalah-masalah yang perlu dikaji, baik masalah pendidikan, sosial budaya, sosial ekonomi, dekadensi moral, dan sebagainya.

    Dari rasa keingintahuan itulah akan menimbulkan budaya meneliti bagi seseorang, apalagi seorang pendidik, dalam hal ini guru. Guru yang baik adalah guru yang mau belajar, mau membaca dan mau mendengar sehingga memiliki kemampuan dan wawasan berpikir ilmiah. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan hitungan detik dan menit senantiasa berubah, guru harus mampu mengakselerasikan perubahan tersebut, kalau tidak maka akan terasa kerdilnya kita.

    Budaya meneliti harus selalu dikembangkan dan diaplikasikan, dengan budaya tersebut, maka kita tahu dan paham dengan berbagai persoalan dan menemukan solusinya, demikian pula akan mampu memberikan suatu kesimpulan dari suatu permasalahan. Mana kita tahu, mengapa nilai belajar anak didik kita merosot, selama ini kita hanya menyalahkan anak didik kita yang malas belajar, kurikulum yang terlalu padat, atau alat evaluasilah yang kurang shahih, atau gurulah yang tidak mampu mengajar, hal-hal tersebut bisa saja dijadikan indikator. Akan tetapi ada hal-hal mustahak yang tidak kita ketahui, bagaimana untuk mengetahui persoalan yang mustahak itu, harus melalui suatu penelitian.

    (Tata Suwanta, M.Pd.)

    Tags

    Leave a comment

    %d bloggers like this: