TIDAKLAH seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat melainkan ALLAH melindunginya dari siksa kubur. (HR.” Al-Tirmidzi”)
Pada Jumat, 26 April 2013 pukul 01.30 WIB, telah kita dengar kabar duka cita umat muslim di Indonesia atas berpulangnya ke Rahmatullah kekasih Allah Al-Ustadz Jefry al-Bukhori (UJE) atau yang populer dipanggil Ustad Gaul. Beliau meninggal pada hari yang mulia serta di waktu mulia (waktu untuk shalat tahajjud) akibat kecelakaan tunggal motor sport-nya yang menabrak pohon palem. Dari semua peristiwa kematian beliau terdapat banyak sekali hikmah yang pantas kita jadikan pelajaran yang sangat berharga. Sebelum almarhum UJE meninggalkan kita semua, banyak hal yang beliau lakukan dan wasiatkan kepada kerabat dan sanak saudaranya.
Sebelum dipanggilnya almarhum UJE, dengan segenap hatinya yang ikhlas dan dengan segenap hartanya, beliau memberikan sedekah kepada siapa pun tanpa ada rasa takut hartanya akan habis. Karena pada hakikatnya harta adalah barang-barang duniawi yang dititipkan Allah kepada umat-Nya. Bahkan dengan harta yang dimilikinya, seseorang pun dapat terjatuh ke dalam dua lubang yang berbeda. Ada yang pandai bersyukur dengan memanfaatkan hartanya untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan, ada pula yang menjadi kufur dengan kekayaannya, bahkan demi menumpuk kekayaan tersebut mereka pun melakukan tindakan korupsi yang merugikan berbagai kalangan hanya untuk menimbun kekayaan dunia yang fana.
Lalu menjelang akhir hayatnya, beliau lebih bersemangat dalam berdakwah mengajarkan agama Islam kepada seluruh umat Islam di Indonesia meskipun dalam keadaan fisik yang kurang sehat. Hal ini beliau lakukan karena pada akhir-akhir ini beliau merasakan banyak dosa dan kekurangan, sehingga timbul semangat yang sangat besar dalam diri beliau untuk beramal dan beribadah kepada Allah. Seperti ada ruang tobat yang begitu besar di penghujung hidupnya. Beliau ingin kembali kepada Allah dalam keadaan suci dari dosa dan kekurangan.
Almarhum juga tak lupa memberikan wasiat terakhirnya kepada kerabatnya Ustadz Sholeh Mahmoed (Solmed) sembari memberikan cincin kepadanya seraya berkata, “Ini cincin buat ente. Ente terusin dakwah ane”. Beliau juga memberikan pecinya kepada ustadz Solmed dan memakaikannya di kepala kerabatnya tersebut. Di akhir penghujung hayatnya beliau pun tak lupa mengamanatkan hal yang sangat baik kepada orang yang dianggapnya dapat menjalani amanah beliau.
Wajah ceria dan senyuman pun menghiasi wajah beliau. Pada akhir-akhir ini beliau sering terlihat ceria dan tersenyum sebelum akhirnya menghela nafas terakhir. Sehingga mengurangi rasa khawatir terhadap sanak keluarga dan sahabatnya yang mengetahui keadaan fisik beliau dalam kondisi yang kurang sehat.
Beliau disalatkan usai shalat Jumat oleh ribuan umat muslim di Masjid Istiqlal dan dimakamkan satu liang dengan makam Apih (panggilan Abi UJE) beliau. Subhanallah Maha Suci Allah dengan segala Kuasa-Nya memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua melalui kekasih-Nya Al-Ustadz Jefry al-Bukhori (UJE). Semoga beliau diterima di sisi-Nya dengan sebaik-baiknya tempat di Akhirat. Amiin ya Allah Ya Rabbal Alamiin. Marilah kita sebagai umat muslim sepatutnya mengikuti suri tauladan yang baik seperti beliau, sehingga kita menjadi umat muslim yang selalu beriman kepada Sang Pencipta Semesta Alam.
“Pada akhirnya.. Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. Dan pada saat itu.. Kembali adalah yg terbaik.. Kembali pada siapa..??? Kpd “DIA” pastinya.. Bismi_KA Allohumma ahya wa amuut..,” ujar Uje dalam akun twitternya @jefri_buchori
(Rahmat Syaparudin)